Popular posts

Ave Ry On 26 Agustus 2013

 

“You can test me with something else, anything, but not with my mother” 
 Teori, tak semudah praktek. Jika teori mengajarkan kita begitu sempurna akan rumus-rumus matematika dalam mendirikan sebuah bangunan. Jika saja teori skala lebih utama, maka tidak akan ada seorang arsitektur, right?

Seseorang dituntut lebih dari sekadar mempelajari apa yang tertulis dari buku teksnya, tapi ia harus mumpuni dalam praktek kerja. Dalam mata pelajaran apapun itu, bahkan dalam pelajaran hidup laku di dunia. Jika kita menghabiskan setumpuk buku untuk satu bahasan ilmiah, tapi kita hanya diberikan ‘satu jeda’ dalam Al Qur’an untuk mengaplikasikannya di dunia.

Ya, hanya ‘satu jeda’. Dan jika dalam buku-buku ilmiah itu menuntutmu untuk bekerja dengan serius baru terbukti teorinya, maka dalam bahasan ‘satu jeda’ Al Qur’an, kita bukan hanya dituntut untuk sekadar serius tapi juga melibatkan keseluruhan jiwa insani kita. Laku kita, gerak, asa. Benar-benar lebih dari sekadar menguras tenaga!

Dan dalam beberapa hari ini aku merasakannya diary , I’m Dying! Yes, I’m dying, teori ‘satu jeda’ ini mengusikku. Meruntuhkan semangatku yang biasanya selalu berkobar walau dalam keadaan apapun. Allah SWT kali ini ingin mengujiku dengan mata pelajaran SABAR. Yang anehnya sudah kutuliskan makalahnya di blog Gen-Q, dalam Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolong.

Tapi teori tinggal teori…

Karena kemarin aku mengalami ketakutan yang amat sangat, aku panik, aku bingung, dan tidak usah kau bertanya tentang rasa sedih, karena kesedihan yang bercampur dengan ketakutan dan rasa putus asa tidak akan dapat terlukiskan.

Ibuku sakit diary

Bukan, bukan sakit biasa atau karena faktor usia. Tapi sakit yang menyebabkan beliau begitu sengsara. Perutnya membesar, mengeras hingga tidak ada yang dapat dikeluarkan apa yang seharusnya keluar. Bermalam-malam tidak dapat tidur, mengaduh.

Berkali aku meminta, “Ya Rabb, pindahkan saja, pindahkan saja penyakitnya padaku” Sampai tiga hari kemarin semakin parah, aku pun tidak fokus pada hal lainnya, terlewat saja siapapun yang menyapaku, seakan aku menjadi mayat hidup!

Sampai menjelang malam kami semua berkumpul dan memutuskan akan membawa beliau untuk segera memeriksakan bagian dalam melalui USG. Seharusnya pagi, tapi entahlah. Bagi Indonesia kata antri itu benar-benar hal yang sakral, apalagi dalam sebuah institusi rumah sakit pemerintah. Inginnya aku melempar saja petugas yang menolak kami untuk mendaftar dengan alasan “Untuk penyakit dalam hanya ada satu dokter, makanya kami membatasi hanya 50 orang pasien saja. Dan hari ini sudah penuh” dengan sebotol air mineral! (karena jika segelas akan menyamai Munarman untuk Tamagola)

Tapi ya sudahlah, memang harus menuju rumah sakit swasta. Dan ketika selesai pemeriksaan makin membuat perutku ‘Nyess’, mencelos. Menurut dokter ahli itu melalui sebuah alat ada sumbatan berupa cairan. Ususnya membengkak, sehingga makanan atau minuman yang masuk melewati mulut tidak tercerna dengan baik. Ia akan ‘menumpuk’ di saluran tadi sehingga ginjal tidak mendapatkan aliran darah sebagaimana mestinya dan itu berangsur akan membuat ginjal rusak.

“Dan kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un’ (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali” (Al Baqarah – 155-156)

Ya Rabb, Anta Syafii… Bukannya hamba-Mu ini tidak sabar, ia hanya takut, persis seperti yang KAU kalamkan dalam ayat-Mu. Tapi sungguh, jangan ini, jangan yang ini, jangan ujikan dengan ini. Belum sanggup hamba-Mu ini berucap seperti apa yang KAU ajarkan.

Aku bisa sekarat, I’m dying… Just don’t leave me this way because I’m just not enough to hold this alone

{ 10 komentar... read them below or Comment }

  1. yang sabar yah, saya turut mendoakan semoga ibu mu cepat di beri kesehatan

    BalasHapus
  2. saya mendoakan semoga ibu mbak genQ dapat pertolongan segera, diberi kesembuhan oleh Allah, dengan kesembuhan sempurna.
    jangan takut atau membayangkan hal lain karena itu adalah doa.

    BalasHapus
  3. ya Allah yg maha penyembuh.., sembuhkanlah..., syafakillahu...

    BalasHapus
  4. Semoga ibunda mbak gen-Q lekas sembuh dan pulih seperti sedia kala..amin

    BalasHapus
  5. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un
    semoga bundanya segeracdisehatkan kembali secepatnya....aaaamiiiin

    BalasHapus
  6. Sabar yah :)
    Semoga Allah memberikan keikhlasan selalu. Amin

    BalasHapus
  7. semoga Ibu nya Teteh cepet sembuh yah...
    yang sabar yah teh, dan jangan lupa tetap berdoa ... :)

    BalasHapus
  8. Semoga beliau kembali sehat. Amin ya Allah.

    BalasHapus
  9. Sabarlah dalam musibah...

    Followed ya, mba

    BalasHapus