Popular posts

Ave Ry On 09 September 2013


Did not know you did not mean I do not sympathize, precisely because I did not know you felt that you were my brother 

“I feel sorry for you…”, bukan, kalimat ini bukan bermakna negative namun justru mengandung simpati. Tidak mengerti, whether It’s only my own personal feelings or not, too mellow! Tapi sungguh melihat mereka berjalan lesu dihadapanku dengan senyum segaris membuat perasaanku tak enak.

Ah, mengapa pula aku menjadi orang yang selalu merasa tidak enak?! Atasan sedang merasa tidak enak, akupun ikut-ikutan tidak enak hati jadi melakukan sesuatu dengan tidak enak. Rekan kerja dalam keadaan tidak enak membuat hati ini tidak enak juga…

Entah ada untungnya atau tidak menjadi orang yang kerap merasa tidak enak. Yang kurasakan pastinya tidak enak! Tapi sulit untuk tidak merasa begitu. Pernah suatu malam penjaja sate lewat depan rumah dan menawarkan satenya, lalu kujawab “Maaf mang, nggak dulu”, si tukang sate berjalan lesu. Setelah si tukang sate menjauh aku merutuki diri sendiri, ‘Apa susahnya sih Ry beli sate abang itu? Paling Cuma seharga 20 ribu aja’.

Dan seketika perasaanku semakin tidak enak. ‘Apa jualannya hari laku? Kalau tidak laku bagaimana? Kalau dia punya anak istri yang butuh diberi makan bagaimana? Kalau ada apakah cukup? Dan kalau malam ini hujan bagaimana? Nanti kan tukang sate bisa kehujanan, kalau kehujanan dia bisa sakit…’.

La haula wa la quwwata ila billah… Bisa berjam-jam aku memikirkan keadaan tukang sate! Dan untuk menutupi rasa ‘berdosa’ aku hanya mampu melantunkan doa, “Ya Rabbi semoga malam ini jualan si abang sate laku…”

Ya, hanya itu…

Dan sekarang ketika berada ditempat kerja yang kerap mengurusi tenaga kerja, masuk dan berhentinya. Bertambahlah rasa tidak enak itu. Melihat bapak-bapak yang di OFF, diputus masa kontrak kerjanya. Datang ke kantor, menunggu berjam dan setelah penantian hanya mendengar kabar bahwa tenaganya untuk sekarang ini belum dibutuhkan.

Dunia, silih berganti pekerjanya, kau harus berhenti untuk memulai, dan kau harus memulai untuk kemudian berhenti. 

Maka hanya mereka yang menggantungkan penghidupan ini pada Rabb Semesta yang takkan pernah kecewa, karena janji-Nya pasti, pasti akan terlaksana...

 وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا , وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ 

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” 
 (QS. Ath Tholaq: 2-3)

 وَأَنْ لَوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا 

“Dan bahwasanya jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezki yang banyak).”
 (QS. Al Jin: 16)

{ 23 komentar... read them below or Comment }

  1. anda care sekali dengan orang lain semoga suatu hari bisa menjado orang yang sukses supaya bisa banyak menolong orang lain

    BalasHapus
  2. merasa tidak enak karena masih punya empati dan hati nurani mbak, bagus itu mbak , itu tandanya iman mbak ary tetap tebal dan inya Allah tambah tebal

    BalasHapus
  3. Sakam blogwalking sob, blognya keren.... sukses ya sob..

    BalasHapus
  4. tidak semua orang sepertinya bisa berempati seperti ini..salut ah.
    kehidupan memang penuh warna, ada yang susah ada juga yang senang, yang lagi diatas yuk ingat yang lagi belum beruntung

    BalasHapus
  5. ALLOHU AKBAR, kadang aku juga mikir gtu, apalagi klo orang tiap hari lewat bukan tukang sate sih. Klo tukang sate ditempatku laku mulu... tapi ngbayangin ini tukang tahu dan tempe yang skrang ....saingan makin ketat harga makin mahal.. lailla ha illah wala quwwata illa billah.
    meski bgtu kadang mikir ohya ngapain aku ngeluh ttg hidupku, mereka lebih parah..
    jadi pengen posting :D

    BalasHapus
  6. kita nggak boleh bahagia ketika melihat orang lain menderita, meskipun penderitaan mereka bukan karena kita.

    BalasHapus
  7. persis banget saya ibu saya mbak.. ibu saya paling nggak bisa kalau ada pedagang keliling.. apapun dagangannya, berguna nggak berguna pasti di beli.. alasannya kasian sama si penjualnya.. iya kalau di udah makan, iya kalau dagangannya udah ada yang laku, iya kalau rumahnya deket, kalau nggak semua. kasian kan, bayangin aja gimana capeknya jualan keliling itu hehehe ibuku hebat deh mbak hahaha

    BalasHapus
  8. Tolong menolonglah kamu dalam hal kebaikan .. :)

    BalasHapus
  9. menarik sekali penjelasan dalam artikel diatas. sangat menginspirasi kita semua. salam :)

    BalasHapus
  10. tidak semua orang bisa dan mau merasakan kesusahan yg d alami sesama,,,,,,,,

    BalasHapus
  11. kalau di kelas. saya pernah punya mata kuliah yang ada pembahasan tentang empati. dan seperti ini sekali. :)

    BalasHapus
  12. tdk enak itu bagian dr roda kehidupan.., asalkan jgn sampe kita yg membuat org merasa tdk enak.., tp klo itu tdk enakx cz perasaan semata yg di Dramtisir itu nama lebay...! *smile

    BalasHapus
  13. terimakasih artikelnya sangat memotivasi, ini pelajaran berharga untuk bisa saya pelajari dalam bersosial

    BalasHapus
  14. Perasaannya peka nih, atau sensi? Hihihihi

    BalasHapus
  15. ketika nurani selalu bertoleransi dengan apa yang kita lihat secara kasat mata, maka itulah saatnya kita melantunkan doa kepada Sang Khaliq agar semua dilapangkan jalannya untuk memperoleh nikmat-NYA..dan semoga dengan demikian maka rasa tak enak bisa terkikis....salam :-)

    BalasHapus
  16. Betul sekali, selepas kita berusaha maka berserah diri kemudian..

    BalasHapus
  17. Berarti hatimu terlalu sensitif kak

    BalasHapus
  18. susah untuk menjadi orang yang menerapkan perasaan tidak enak, atau bahasa planet nya " pekewoh " , salut buat anda sob, sukses Follback

    BalasHapus
  19. aku sering meras tidak enak dengan lingkungan. tidak enak belum mendapatkan kerjaan yang mencukupi kebutuhan.

    BalasHapus
  20. berpikir dengan penuh perhitungan..

    berempati sampai sejauh itu,, saya kira saya tidak bisa. Tetapi jangan sampai terlalu memikirkan, nanti menyakiti diri sendri

    BalasHapus