Ave Ry
On 03 September 2013
I was never afraid of falling, which I fear is wound from falls imprint
"Kakak ini gimana sih, mau bisa naik sepeda tapi nggak mau jatuh". Jika adikku berkata seperti itu aku langsung saja 'nyengir'. Well, bisa jadi gara-gara hal itu aku lantas dicibir anak manja yang penakut sehingga jika dulu adik atau kakakku pulang malam ayah dan ibu bersikap biasa saja tapi beda jika aku yang terlambat sampai kerumah, pikiran mereka begini, "Jangan-jangan anak ini diculik!". Asal kalian tahu aja, I was never really care, lol!
Yupz, sudah biasa bagiku jika sering disebut tidak bisa apa-apa, penakut, cengeng, pendiam akut, so whatever... Padahal seringkali aku bilang bahwa yang membuatku enggan itu bukan jatuh tapi luka. Aku tidak suka terluka, karena kebanyakan luka akan membekas.
Jika pemandangan luka di sekujur tubuhku saja sudah dapat membuatku frustasi maka lebih lagi luka yang bekasnya menghujam di hati. Dan jika memulai suatu hal yang aku rasa bisa membuatku jatuh saja sudah membuatku enggan, apatah lagi 'nyemplung' kedalamnya?
But wait a sec, since aku sudah memutuskan judul tulisan ini menjadi Be Brave, aku akan sedikit 'komplain' kepada orang-orang yang cenderung memiliki kesukaan mengelirukan makna dari sebuah kata. Sering kita temui orang yang berkata, "Penakut Lo sama guru aja langsung jiper. Udah bolos aja" atau "Berani gak... Ntar kita ramai-ramai bolos sekolah". Nah kan! Masih banyak contoh lain yang membuat saya 'geregetan' ingin kasih ceramah umum, lol! Tapi yang paling aneh dan tidak habis aku pikirkan adalah mereka-mereka yang mengaku pemberani lantas berkata padaku begini, "Ry, kok kamu berani sih malam-malam di kantor sendirian", atau yang paling baru "Ihh, gak takut apa naik lift sendirian di rumah sakit... kan udah banyak kejadian lohh", gubrak!
Jadi sebenarnya yang dimaksud berani dan takut itu apa?
Dalam konteks Islam, berani sering disebut dengan syaja’ah.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 138) berani diartikan mempunyai hati
yang mantap dan percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan,
dsb.
Dengan demikian, berani di sini adalah berani yang bernilai positif, bukan
berani yang bernilai negatif. Lawan dari sifat syaja’ah adalah jubun (pengecut
atau penakut). Pemberani adalah orang yang berani membela kebenaran dengan
resiko apa pun dan takut untuk berbuat yang tidak benar. Sebaliknya, penakut
adalah orang yang takut membela kebenaran.
Terkait dengan sifat berani, Nabi Muhammad saw. bersabda
dalam salah satu hadisnya,
So now you see the real word! Keberanian bukan mengenai hal-hal sepele kawan.. Keberanian itu adalah dikala kau mampu menghadapi berbagai kesulitan bertubi-tubi tapi itu tidak melalaikanmu dari berkata dan bersikap yang benar.“Bukanlah dinamakan pemberani itu orang yang kuat bergulat, sesungguhnya pemberani itu ialah orang yang sanggup menguasai dirinya di waktu marah.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Menghadapi rasa takut perlahan dengan proses pun berbeda dengan yang menguburkannya dalam peti. Aku mungkin tidak menyukai luka, sehingga segala celah yang bisa membuahkannya seringkali kuhalangi dengan perisai setebal ari. Toh, disana-sini sudah perih penuh bekas luka. Jadi bagaimana kalau aku berkata, "Baiklah aku bersiap untuk jatuh dan tidak akan mengkhawatirkan bekas lukanya, tapi kau harus berjanji untuk selalu membalutnya bersamaku hingga tak lagi terasa".
ngga usah protes kalau emang gituh mah atuh....kalau ngga mau gituh makanya sok atuh "berani"
BalasHapusmenguasai amarah ini yang jarang orang bisa. kebanyakan mah membabi buta..buk buk buk gedubrak !
BalasHapusBerarti rasa takut ini bisa dibilang relatif ya ?
berani membela kebenaran, berani membela kebaikan, berani berkata jujur------bagi saya mereka yang bersikap seperti itu layaknya super hero--------tapi kalau naik sepeda, entah saya sekarang juga takut, apalagi memboncengkan anak saya...lebih baik naik motor daripada ngayuh sepeda bersama balita...
BalasHapusSaya setuju orang berani adalah orang yang menahan amarahnya. Tapi untuk bisa naik sepeda juga diperlukan keberanian.
BalasHapusLuka sedikit nggak apa-apa kak. Kan bisa menjadi kenangan masa kecil.
termasuk itu berani mengambil keputusan penting, berani ambil resiko dan tidak ngedumel jika keputusan tersebut meleset.
BalasHapus"Keberanian itu adalah dikala kau mampu menghadapi berbagai kesulitan bertubi-tubi tapi itu tidak melalaikanmu dari berkata dan bersikap yang benar"
BalasHapusaku suka kata ini
kalo saya termasuk orang yang paling susah menahan marah keculi kalo lagi puasa hehe
BalasHapus