Popular posts

Ave Ry On 24 Januari 2014


Dear diary,

I’m not a Jew who hates the number of ‘13’, not even a Chinese who believes the unlucky number of ‘13’. But I do, I don’t like the number of ‘13’. And it is, 2013 the year of grief.

Terlalu banyak memory buruk disana, terlalu banyak airmata. Mendesakku ke ujung titik kulminasi dimana hampir-hampir kesedihan itu membuatku gila. Tahun yang mengoyak isi perutku dan menjungkir balikkan kepalaku. Sesuatu yang tidak pernah terlintas dalam benak, kehilangan ibu.
Bagi yang sudah pernah mengalami, maka kau tahu seperti apa rasanya. Tapi bagi yang belum mengalami maka kau tidak akan pernah dapat membayangkannya
Dan peristiwa yang mengiringi akhir tahun 2013 semakin menumpuk, salah satunya kehilangan pekerjaan.

Namun terlarut dalam kesedihan bukanlah akhlaq yang baik. Aku teringat satu ayat selurut umat,

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)
Ayat ini pun diulang setelah itu,

 إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 6)
Dalam ayat di atas, digunakan kata ma’a, yang asalnya bermakna “bersama”. Artinya, “kemudahan akan selalu menyertai kesulitan”. Oleh karena itu, para ulama seringkali mendeskripsikan, “Seandainya kesulitan itu memasuki lubang binatang dhob (yang berlika-liku dan sempit), kemudahan akan turut serta memasuki lubang itu dan akan mengeluarkan kesulitan tersebut.” Padahal lubang binatang dhob begitu sempit dan sulit untuk dilewati karena berlika-liku (zig-zag). Namun kemudahan akan terus menemani kesulitan, walaupun di medan yang sesulit apapun.

Allah Ta’ala berfirman,

 سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا

“Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS. Ath Tholaq: 7)

Ibnul Jauziy, Asy Syaukani dan ahli tafsir lainnya mengatakan, “Setelah kesempitan dan kesulitan, akan ada kemudahan dan kelapangan.” Ibnu Katsir mengatakan, ”Janji Allah itu pasti dan tidak mungkin Dia mengingkarinya.” Rasulullah bersabda, وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً “Bersama kesulitan, ada kemudahan.” Oleh karena itu, masihkah ada keraguan dengan janji Allah dan Rasul-Nya ini?

Nah, bukankah Allah Subhana wa Ta’ala sendiri sudah menjanjikan? Tepat di akhir Januari awal tahun 2014 ini aku diterima bekerja, bahkan ditempat dan lingkungan yang lebih baik. Aku akan dapat mendengar anak-anak manis seharian dan juga guru-guru yang bersahaja. And guess what? Satu hal yang membuat dada ini berdegup penuh semangat dengan senyum menghias. Buku pertamaku akan segera terbit! Subahanallah… Awal tahun yang penuh harapan

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments